Tatacara Bubak Kawah
Tatacara bubak kawah bagi masyarakat Jawa menjadi penting, mempunyai arti yang secara filosofi sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan interaksi sosial di masyarakat.
Bubak kawah adalah sebuah tatacara bahwa yang empunya hajat mantu yang pertama kali (wanita), tidak harus anak pertama. Bagi sebagian daerah, tatacara ini dilaksanakan pada saat resepsi. Sebenarnya tatacara ini dilaksanakan pada saat acara midodareni sebelum acara tumuruning kembar mayang. Petugas yang telah ditunjuk oleh yang empunya hajat pada saat acara berlangsung menjelaskan kronologis kehidupan manusia , mulai dari kandungan sampai akhir dewasa. Maka dengan demikian akan memakan waktu yang cukup lama, sehingga bila dibarengkan pada saat resepsi akan sangat menyita waktu.
Posisi petugas bubak kawah menghadap ke rumah yang mempunyai hajat.
Ubarampe tatacara bubak kawah yang diperlukan :
- Gembili
- Uwi
- Dll
Yang kesemuanya diwadahi dalam klemuk (kendil yang terbuat dari tabah), jadi ada beberapa klemuk yang diisi makanan tradisi yang berbeda. Semua klemuk ditempatkan di sebuah meja, diletakkan di tengah bale rinengga dan dipayungi. Setelah prosesi doa, klemuk yang berisi berbagai makanan dibagikan kepada yang hadir.
Bubak Kawah
Ngger anakku,
Ya mung kowe anakku wadon sing tak anti-anti dina iki wis kasembadan kowe kajatukrama dening anakmas,
Mula pahargyan iki ya bubak kawah
Dak sesuwun marang Gusti kang Maha Agung
muga anggonmu bebrayan tansah kaparingan ayem tentrem
kalisa ing rubeda.
Lamun kaparingan nugraha putra, biso nggulawenthah kanthi premati lan tuhu marang dhawuhing Gusti.
Aja kendhat kowe sakloron anggonmu ngibadah
marang Gusti Kang Murbeng Gesang,
ya kuwi kang hanjalari gampang salwiring pambudidaya.
Ibumu ora bisa nyangoni apa-apa kajaba puji pangestu.
Iki ana bebundhelan, tak paringake marang kowe sakloron ,
tampanana dadiya antep antep anggonmu bebrayan
No Comments