Makna Simbolis Slindur Pada Ubarampe Panggih

Dalam prosesi adat penganten Jawa, khususnya gaya Surakarta, “panggih” merupakan puncak acara seluruh rangkaian prosesi pernikahan. Dalam prosesi panggih terdapat beberapa “ubarampe” (kelengkapan) yang dilaksanakan saat resepsi pernikahan. Yang secara batiniah mempunyai makna simbolis sekaligus permohonan kepada Tuhan YME.

Slindur/Sindur adalah sebuah ubarampe upacara panggih yang bentuknya kain selendang warna merah-putih. Dengan panjang sekitar 1-1,5 meter dan lebar sekitar 60 cm.

Dalam prosesi adat, setelah menginjak telor kemudian di basuh kakinya. Pengantin Wanita memutar di kanan Pengantin Laki laki melewati belakang dan berhenti di sebelah kiri Pengantin Laki-laki (pradaksina).

Kemudian Sindur ditempelkan di kedua bahu Pengantin (oleh Ibu Pengantin Wanita) dan Bapak mengikuti dari belakang serta diikuti oleh rombongan di belakangnya.

Ini sebuah perlambang akan kerelaan kedua orang tua pengantin Wanita dan mendukung untuk masuk ke kehidupan masyarakat sebagai pribadi yang mandiri.


Tentang Penulis

KPA Winarnokusumo
Wakil Pangageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

No Comments

Leave a Reply