Tuntunan Hidup & Makna dari Sasana Sumewa Pagelaran

Manusia dalam kehidupan sehari hari harus melaksanakan interaksi sosial . Manusia harus tetap menyelaraskan hubungan baik vertikal maupun horisontal.
 
Karaton Surakarta Hadiningrat didirikan pada tanggal 17 Suraoleh ISKS. Paku Buwono II dan merupakan kepindahan dari Karaton Kartasura sebagai penerus dinasti Mataram. Secara fisik bangunan Karaton Surakarta Hadiningrat mulai Gladag di Utara sampai Gapura Gading di Selatan.
 
Secara umum bangunan yang ada menggambarkan perjalanan hidup manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Di bawah ini kami uraikan secara ringkas makna filosofi dari bangunan bangunan di bawah ini :
 

Makna dari Sasana Sumewa Pagelaran :

 
Sasana Sumewa atau yang lebih dikenal dengan Pagelaran, adalah sebuah bangunan bentuk Tridenta (3 atap) dahulu ketika pindah namanya Tratag Rambat. Bentuknya masih sangat sederhana. Didalam Sasana Sumewa , di sisi selatan, terdapat bangunan joglo kecil yang dinamakan bangsal Pangrawit yang dibawa dari Karaton Kartasura. Bangsal Pangrawit merupakan bangunan yang berasal dari kerajaan Majapahit yang dibawa oleh Raden Patah saat Majapahit runtuh.
 
Oleh Paku Buwono X, Sasana Sumewa Pagelaran dibangun saat beliau berusia 48 tahun. Hal ini ditandai dengan jumlah tiang yang berjumlah 48 (1913 Masehi).
 
Tempat ini merupakan tempat pisowanan Patih dan bawahannya. Di tempat ini pula diumumkan segala undang-undang dan peraturan negara.
 
Makna yang terkandung bahwa manusia bila ingin menuju kesempurnaan harus mematuhi undang-undang, pranata yang berlaku.
 
Di dalam Bangsal Pangrawit terdapat Sela Lempeng (batu) yang semasa kerajaan Majapahit digunakan sebagai tempat duduk Prabu Hayam Wuruk.
 
Baca Juga : Tuntunan Hidup & Makna dari Masjid Agung


Tentang Penulis

KPA Winarnokusumo
Wakil Pangageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

No Comments

Leave a Reply